6 Dampak Negatif Makanan Instan Terhadap Kesehatan Tubuh

Banyak karyawan menyukai makanan cepat saji karena dapat disiapkan dengan cepat dan mudah. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa efek negatif dari makanan cepat saji?

Meski sangat praktis, makanan cepat saji sendiri sangat rendah nutrisinya dan biasanya tinggi kalori.

Apalagi mengandung banyak bahan pengawet yang bisa membahayakan tubuh.

Oleh karena itu, banyak yang menyarankan kita untuk membatasi makanan cepat saji dan makan lebih banyak makanan bergizi.

Mengutip beberapa sumber terpercaya, berikut beberapa dampak negatif makanan cepat saji jika dikonsumsi secara rutin.

Dampak negatif makanan cepat saji

1. Meningkatkan risiko tekanan darah tinggi

Saat ini banyak sekali jenis makanan instan yang bisa kita beli. Mulai dari mie instan, bubur instan, sup instan dan makanan instan dalam toples.

Biasanya makanan ini berasa asin karena banyak mengandung garam atau sodium.

Padahal, menurut Parkway East Hospital, kandungan garamnya bisa mencapai 400 mg dalam porsi kecil. Ini mendekati dosis harian yang direkomendasikan 500mg.

Dengan demikian, makanan cepat saji dapat menyebabkan kelebihan natrium yang berujung pada tekanan darah tinggi.

Anda tahu bahwa bila diminum secara konsisten, tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Meningkatkan risiko obesitas

Makanan cepat saji menjadi salah satu faktor mengapa kasus obesitas terus meningkat.

Kenapa ini? Makanan cepat saji biasanya sangat tinggi garam, karbohidrat, dan gula serta mengandung sedikit bahan gizi.

Namun, orang yang sering makan makanan cepat saji memiliki proporsi tubuh yang lebih besar daripada orang yang tidak.

3. Menjadi Pemicu Kanker

Dampak negatif selanjutnya dari produk fast food adalah pemicu kanker.

Makanan cepat saji biasanya memiliki umur simpan yang relatif lama, bukan? Itu karena mengandung pengawet makanan seperti BHA dan TBHQ, kata Heathline.

Meski memperpanjang umur produk, kandungan ini sebenarnya merupakan zat karsinogenik atau penyebab kanker lho.

Oleh karena itu, kita tidak dianjurkan untuk terus menerus mengonsumsi makanan cepat saji.

4. Tubuh mudah terserang penyakit

Sebuah studi di PubMed menemukan bahwa makanan cepat saji juga dikaitkan dengan kadar vitamin D yang lebih rendah.

Studi tahun 2014 lainnya juga menemukan bahwa orang yang makan mie instan dua kali seminggu lebih rentan terhadap penyakit metabolisme.

Beberapa contoh termasuk penyakit jantung, kolesterol tinggi dan diabetes.

Oleh karena itu, kita tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi soluble secara rutin. Anda tetap harus bergantian dengan makanan lain yang lebih bergizi.

5. Tidak mencukupi kebutuhan nutrisi harian

Dampak negatif dari fast food selanjutnya adalah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa makanan cepat saji mengandung sodium, karbohidrat, gula dan lemak yang tinggi, bahkan melebihi batas kecukupan harian kita.

Namun, biasanya kekurangan kandungan lain seperti vitamin, protein, dan serat yang sebenarnya dibutuhkan tubuh setiap hari.

Oleh karena itu, makanan cepat saji bukanlah makanan yang baik untuk dikonsumsi secara rutin.

Sebagai gantinya, coba tambahkan bahan-bahan seperti sayuran, daging, atau telur ke makanan cepat saji Anda untuk meningkatkan nilai gizinya.

6. Gangguan pencernaan

Proses pencernaan dalam tubuh juga bisa terganggu karena terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji.

Mengutip Step To Health, makanan seperti mi instan tidak mudah diproses oleh organ pencernaan dan tetap utuh di dalam perut selama lebih dari dua jam.

Hal ini tentu saja dapat menimbulkan masalah pencernaan karena organ pencernaan biasanya tidak mampu menahan makanan selama itu.

Tak hanya sampai di situ, makanan cepat saji yang biasanya kaya akan karbohidrat ternyata lebih mudah diolah menjadi gula.

Ini juga kurang baik, karena bila kandungannya terserap dalam jumlah banyak, bisa timbul gejala seperti perut kembung.

Demikian informasi dari Glints terkait dampak negatif fast food.

Pada dasarnya makanan cepat saji boleh dikonsumsi, namun perlu diganti dengan makanan bergizi seperti nasi, sayur, dan daging segar.

Selain itu, jangan mengkonsumsinya setiap hari, karena bisa menimbulkan penyakit yang bisa muncul dengan sendirinya di kemudian hari.

Semoga informasi di atas bisa bermanfaat buat kamu, ya!

Nah, jika Anda tertarik dengan informasi kesehatan kerja lainnya, lihat artikel lainnya di blog Glints.

Glints telah menghasilkan artikel mulai dari topik seputar kesehatan di kantor, kesehatan saat WFH, hingga tips menjalani gaya hidup sehat.

Menarik bukan? Ayo temukan semua artikel gratis dengan sekali klik Di Sini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *