6 Rekomendasi Obat Nyeri Haid yang Mudah Didapatkan

Rasa sakit yang biasanya dialami wanita setiap periode menstruasi dapat dikurangi dengan obat-obatan tertentu.

dismenore atau nyeri haid karena kontraksi rahim yang menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah.

Nyeri yang dirasakan bisa berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita lainnya.

Kondisi ini dapat mengganggu dan menurunkan produktivitas seorang wanita dalam bekerja, berolahraga, atau aktivitas sehari-hari lainnya.

Obat apa untuk nyeri haid yang bisa membantu kita?

Aneka obat nyeri haid

Mengutip Klinik Clevelandnyeri haid biasanya terjadi pada malam hari atau pada hari pertama timbulnya haid. Beberapa obat yang dapat membantu:

1. Ibuprofen

Ibuprofen adalah golongan obat yang berfungsi sebagai antipiretik dan pereda nyeri.

Obat ini dapat membantu mengurangi produksi prostaglandin dalam tubuh, yang dapat menyebabkan rasa sakit saat menstruasi.

Hindari mengonsumsi ibuprofen jika Anda memiliki riwayat kondisi medis tertentu, seperti:

  • bisul perut
  • asma
  • gagal ginjal
  • gagal jantung
  • alergi terhadap ibuprofen dan jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya.

2. Naproxen

Naproxen meredakan nyeri, demam, bengkak, dan kemerahan akibat peradangan.

Obat ini termasuk dalam kategori NSAID.

Selain untuk mengobati nyeri saat haid, obat ini juga digunakan untuk meredakan nyeri lainnya seperti:

  • radang tendon
  • encok
  • artritis reumatoid
  • osteoartritis
REKOMENDASI  6 Cara Top Up DANA di Mandiri Online yang Mudah

3. Parasetamol

Paracetamol merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, salah satunya adalah kram menstruasi.

Tindakan obat ini dalam meredakan nyeri haid adalah dengan menekan pembentukannya. prostaglandin.

prostaglandin adalah senyawa yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak ketika jaringan tubuh rusak atau rusak.

Obat ini tersedia tanpa resep dan mudah ditemukan di apotik, sehingga Anda dapat menggunakan parasetamol sebagai alternatif obat pereda nyeri haid.

4. Asam mefenamat

Seperti obat lain, asam mefenamat atau asam mefenamat menghambat enzim yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin.

Obat ini memiliki dosis tertentu tergantung kondisi yang ingin ditangani dan kategori usia.

Asam mefenamat tergolong obat keras, yang hanya boleh digunakan oleh orang berusia 14 tahun ke atas dan tidak boleh digunakan lebih dari 7 hari.

5. Pil KB

Tahukah Anda, pil KB tidak hanya bisa mencegah kehamilan, tapi juga meredakan nyeri haid!

Kombinasi estrogen DAN progestin pada pil KB dapat menekan produksi hormon prostaglandin.

Mengutip dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG(K), Dokter Spesialis Kandungan di RSCM Dalam kidHealthPil KB akan membuat lapisan rahim relatif lebih tipis, sehingga darah haid yang keluar lebih sedikit dan nyeri juga berkurang.

Namun, jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti penggumpalan darah, migrain, atau jenis kanker tertentu, sebaiknya hindari konsumsi pil KB.

REKOMENDASI  Berapa Banyak Uang Yang Dibutuhkan Untuk Trading Forex?

6. Ketoprofen

Ketoprofen adalah NSAID yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang.

Ketoprofen bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX), yang bertanggung jawab untuk produksi prostaglandin.

Obat ini hanya dapat digunakan sesuai resep dokter dan tergolong obat keras.

Nyeri haid biasanya berlangsung selama 8-72 jam atau biasanya terjadi pada awal haid, dikutip dari Akademi Dokter Keluarga Amerika.

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan untuk mengatasi nyeri haid biasanya tidak dianjurkan kecuali nyeri haid tersebut cukup parah sehingga membatasi aktivitas Anda.

Konsultasikan dengan dokter Anda untuk penanganan yang lebih tepat.

Jika rasa sakit semakin parah, Anda dapat mengambil cuti. santai.

Demikian informasi tentang cara meredakan nyeri haid dengan obat tertentu.

Untuk menjaga produktivitas harian Anda, Anda harus selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga dan makan sehat.

Cari tahu berbagai informasi di blog Glints! Ada banyak informasi di luar sana yang dapat membantu Anda tetap bugar selama aktivitas sehari-hari.

Klik di sini untuk melihat artikel terkait kesehatan kerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *