Benarkah Investasi Anti Inflasi? Simak Faktanya!

Apakah benar investasi anti inflasi? Faktanya tidak semua produk yang dianggap investasi memiliki keuntungan yang lebih tinggi dari inflasi.

Mari simak penjelasan lengkapnya di sini.

 

Summary:

  • Tidak semua produk pasar modal (saham, obligasi, reksa dana) memiliki keuntungan di atas inflasi. Jadi, sesuaikan strategi investasi dengan tujuan keuangan.
  • Setiap produk investasi memiliki potensi keuntungan dan potensi risiko, oleh karena itu pastikan sudah mendalami lebih lanjut soal produk yang akan diambil.
  • Perlu perhatian sebelum menentukan jenis investasi, karena inflasi untuk masing-masing kebutuhan berbeda-beda.

 

Investasi Anti Inflasi, Benarkah?

Dalam dunia keuangan, dua istilah yang sering menjadi topik hangat adalah investasi dan inflasi. Sebelum kita menyelami lebih dalam tentang jenis-jenis produk investasi anti inflasi, mari kita samakan persepsi tentang kedua konsep ini.

 

Investasi

Penghasilan yang didapat karena uang Anda bekerja (uang kecil menjadi uang besar), misal dalam bentuk kenaikan harga aset (capital gain), bagi hasil (dividend) dan bunga (interest).

[Baca Juga: Seberapa Penting Cek Profil Risiko Sebelum Berinvestasi?]

 

Inflasi

Kenaikan harga barang yang disebabkan karena tiga faktor utama, yaitu: kenaikan biaya produksi (cost push inflation), kenaikan permintaan (demand pull) dan built in inflation.

Grafik Tingkat Inflasi di Indonesia

Grafik Tingkat Inflasi di Indonesia. Sumber gambar: tradingeconomics.com

 

Pertanyaannya adalah:

apa yang terjadi jika inflasi lebih tinggi daripada keuntungan investasi?

 

Mari kita pertimbangkan sebuah skenario, dengan data-data berikut ini.

Biaya Masuk Kuliah S1

Uang Anda

  • Keuntungan investasi tahunan: 8%

 

Dalam waktu 5 tahun lagi, maka hasilnya adalah:

dalam 5 tahun ke depan

Dalam waktu 5 tahun, uang Anda menjadi Rp68 juta (dari hasil investasi), sedangkan uang masuk kuliah menjadi Rp73,2 juta (dari inflasi pendidikan).

Dari contoh di atas, kita dapat melihat bahwa investasi tidak dapat memenuhi tujuan keuangan. Dengan demikian, saya kategorikan strategi investasi tidak efektif (tidak tepat tujuan).

 

2 Jenis Investasi Anti Inflasi

Secara umum produk-produk investasi dibagi menjadi dua yaitu produk pasar modal dan produk  non pasar modal.

 

Produk Pasar Modal

Pasar Modal (capital market) adalah tempat bertemunya orang-orang yang membutuhkan modal dan pemilik modal (investasi). Mereka melakukan transaksi surat-surat berharga, seperti saham, obligasi atau reksa dana.

[Baca Juga: 5 Investasi Pendidikan Anak yang Bisa Selamatkan Masa Depan]

 

#1 Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas sebuah perusahaan. Saham dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan Anda bisa membeli atau menjual saham. Sebagai investor, Anda akan mendapat keuntungan dari:

  1. Capital Gain: Terjadi ketika harga saham yang Anda miliki naik, sehingga Anda bisa menjualnya dengan harga lebih tinggi dari harga beli.
  1. Dividend: Ini adalah sebagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada Anda sebagai pemilik saham.

 

Namun, berinvestasi di saham juga berpotensi menghadapi risiko, seperti:

  1. Capital Loss: Ini terjadi jika harga saham turun, dan Anda menjualnya dengan harga lebih rendah dari harga beli, sehingga Anda kehilangan uang.
  1. Tidak mendapatkan dividend: Terkadang, perusahaan mungkin tidak memberikan bagi hasil atau dividend, terutama jika mereka tidak mendapatkan cukup keuntungan.

Anda bisa ketahui lebih lengkap soal investasi melalui ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula, download gratis!

Investasi saham ternyata dapat menghasilkan keuntungan hingga 100% dalam waktu 5 tahun. Berikut ini penjelasannya:

 

 

#2 Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh Pemerintah (misalnya seri FR, ORI, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan) atau perusahaan swasta (korporasi).

Seorang investor obligasi, Anda akan mendapat keuntungan dari:

  1. Capital Gain: Ini terjadi ketika harga obligasi di pasar sekunder naik. Jika Anda memutuskan untuk menjual obligasi sebelum jatuh tempo, dan harganya lebih tinggi daripada saat Anda membelinya, Anda bisa mendapatkan capital gain.
  1. Pembagian Kupon atau Bunga: Setiap obligasi biasanya memiliki kupon atau bunga yang dibayarkan secara berkala (misalnya setiap 6 bulan). Ini adalah bagian dari keuntungan yang Anda terima sebagai pemegang obligasi.

 

Namun, obligasi juga ada risikonya, yaitu:

  1. Capital Loss: Jika harga obligasi turun di pasar sekunder, dan Anda memutuskan untuk menjualnya sebelum jatuh tempo, Anda bisa mengalami capital loss.
  1. Gagal Bayar: Terkadang, perusahaan yang menerbitkan obligasi mungkin mengalami kesulitan keuangan dan gagal membayar kupon atau bahkan pokok utangnya. Ini adalah risiko yang harus diwaspadai.

Anda bisa dapatkan informasi lebih lengkap seputar obligasi dengan download ebook gratis ini Cerdas Berinvestasi Sambil Bantu Negara.

 

#3 Reksa Dana

Reksa dana adalah portofolio investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Biasanya manajer investasi akan mengelola uang tersebut di saham, obligasi dan surat utang jangka pendek.

Jika Anda berinvestasi reksa dana, ada dua hal utama yang bisa terjadi, yaitu:

  • Capital Gain: Ini berarti nilai dari reksa dana yang Anda miliki naik, jadi jika Anda menjualnya, Anda akan mendapatkan lebih banyak uang daripada yang Anda investasikan semula.
  • Capital Loss: Ini adalah kebalikan dari capital gain. Jika nilai reksa dana turun, dan Anda menjualnya, Anda akan mendapatkan kurang dari yang Anda investasikan.

 

Jika Anda ingin mempelajari produk reksa dana, Anda dapat download gratis ebook Panduan Investasi Reksa Dana untuk Pemula.

Berikut ini rangkuman keuntungan investasi di pasar modal.

Produk

Keuntungan

(% per Tahun)

Risiko

Periode Investasi

(Tahun)

RD Pasar Uang 3-5% Rendah < 1
RD Pendapatan Tetap 4-7% Menengah  2 – 5 
RD Campuran 5-12% Menengah  2 – 5 
RD Indeks 6-15% Menengah  > 5
RD Saham 6-15% Tinggi > 5
Obligasi Pemerintah 5-7% Rendah 2 – 4
Obligasi Korporasi 6-12% Menengah  > 5
Saham (Blue Chip) 10-12% Menengah  > 5
Saham Value Investing >15% Tinggi > 5

✍️Catatan: tidak semua produk pasar modal memiliki keuntungan di atas inflasi. Jadi, sesuaikan strategi investasi dengan tujuan keuangan Anda.

[Baca Juga: Rugi Investasi? Jangan Panik, Lakukan 3 Hal Ini]

 

Produk Non Pasar Modal

Selain pasar modal, Anda juga dapat berinvestasi di produk-produk non-pasar modal, seperti: emas (logam mulia), properti, bisnis waralaba (franchise). Berikut ini ringkasan keuntungan dan tingkat risikonya.

Produk

Keuntungan

(% per Tahun)

Risiko

Periode Investasi

(Tahun)

Emas 10% Rendah

>5

Properti Sewa 3-5% Rendah >5
Properti Jual Beli 5-10% Menengah 2-4
Waralaba Beragam Tinggi Beragam

✍️Catatan: Anda perlu mempelajari produk-produk investasi (termasuk properti dan waralaba), sebelum menginvestasikan uang Anda.

Jika Anda ingin mengetahui investasi apa yang cocok sesuai dengan tujuan keuangan dan kondisi keuangan, yuk, konsultasikan dengan Perencana Keuangan HOOQ.ID. Hubungi dan buat janji konsultasi melalui WhatsApp di nomor 0851 5866 2940. Klik banner untuk informasi lebih lanjut.

Konsultasi Keuangan Keluarga

 

Studi Kasus: Perencanaan Dana Pendidikan S1

Inflasi biaya pendidikan tinggi di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi. Fenomena ini bahkan menjadi sorotan DPR karena lonjakan signifikan dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Sebagai alternatif, pemerintah menawarkan opsi kredit pendidikan. Namun menurut saya, dari perspektif seorang perencana keuangan, lebih disarankan untuk siapkan uangnya dari jauh-jauh hari daripada mengambil utang.

✍️Catatan: Jangan sampai ketika anak-anak Anda menyelesaikan kuliah, dibebani atau menanggung utang kuliah yang bisa mencapai ratusan juta.

 

Studi Kasus Dana Pendidikan untuk keluarga Andre dan Beta

Andre dan Beta memiliki seorang anak berusia 6 tahun.

Mereka ingin menyiapkan uang kuliah anak (usia masuk 18 tahun).

Berdasarkan informasi yang di website, ternyata uang masuk sampai lulus kuliah, membutuhkan biaya Rp500 juta. Dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan 10% per tahun, berapa yang harus diinvestasikan keluarga Andre dan Beta?

Untuk memudahkan perhitungan, Anda dapat menggunakan Kalkulator Dana Beli Barang atau Kalkulator Dana Pendidikan di HOOQ.ID.

Berikut ini adalah perhitungan dengan menggunakan Kalkulator Keuangan HOOQ.ID:

kalkulator 01

Keterangan:

  • Nama barang adalah tujuan keuangannya, dalam kasus ini adalah kuliah anak.
  • Harga barang saat ini diisi dengan biaya kuliah.
  • Berapa lama lagi kamu akan membeli, diisi dengan usia masuk kuliah, misal 18 tahun – 6 tahun = 12 tahun (144 bulan).
  • Uang yang sudah dimiliki saat ini adalah Rp50 juta.
  • Setiap bulan dapat berinvestasi sebesar Rp5 juta.

 

Dan hasil perhitungannya adalah:

kalkulator 02

Pak Andre dan Bu Beta harus memulai investasi dengan modal awal Rp50 juta dan menambahkan Rp4,5 juta setiap bulan ke dalam investasi mereka dengan target investasi adalah 12% per tahun.

Jika Anda memiliki kondisi yang sama pak Andre dan Bu Beta, Anda bisa konsultasikan bersama Perencana Keuangan HOOQ.ID. Hubungi dan buat janji konsultasi melalui WhatsApp di nomor 0851 5866 2940.

 

Hati-hati Menentukan Investasi, Perhatikan Pula Inflasi

Hati-hati dalam menentukan besarnya inflasi (kenaikan harga), karena inflasi untuk masing-masing kebutuhan berbeda-beda, misal:

  • Inflasi untuk hidup, sesuai BPS adalah 3% – 5% per tahun (lihat data inflasi di atas).
  • Inflasi untuk biaya pendidikan dapat mencapai 10% per tahun (menurut riset internal HOOQ.ID.com) dan bahkan bisa lebih.
  • Inflasi untuk biaya kesehatan dapat mencapai 13% (menurut MMB Health Trends 2024).

 

Jika Anda tidak berinvestasi atau salah memilih produknya, maka uang Anda akan tergerus nilainya. Anda bisa perhatikan contoh dana pendidikan di atas, uang Rp500 juta sekarang tidak dapat membiayai pendidikan di 5 tahun ke depan.

 

Disclaimer:  HOOQ.ID adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

HOOQ.ID bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

 

Apakah Anda sudah mulai memiliki investasi anti inflasi? Silakan tulis pendapat Anda di kolom komentar.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Gambar

Benarkah Investasi Anti Inflasi? Simak Faktanya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *