Seberapa Penting Cek Profil Risiko Sebelum Berinvestasi?

Apakah penting cek profil risiko sebelum berinvestasi? Mengingat profil risiko seseorang dapat berubah-ubah sesuai usia, penguasaan produk investasi dan lainnya.

Agar tidak salah ambil keputusan berinvestasi, simak artikel berikut ini!

 

Summary:

  • Sebagai seorang investor, perlu untuk memahami profil risiko masing-masing agar lebih bijak dalam mengambil keputusan berinvestasi.
  • Kendati demikian, sebaiknya profil risiko tidak menjadi satu-satunya tolok ukur dalam memilih produk investasi. Tetap sesuaikan dengan tujuan keuangan dan jangka waktu yang ingin dicapai.

 

Apakah Penting Cek Profil Risiko Sebelum Berinvestasi?

Banyak orang mengatakan investasi sesuai profil risiko, namun tidak banyak orang tahu apa hubungan profil risiko dengan keputusan investasi.

Menurut pandangan penulis, profil risiko lebih cocok untuk prosedur kepatuhan, karena pemerintah (melalui OJK) mewajibkan setiap investor mengetahui profil risikonya.

Sebagai perencana keuangan, penulis mempertanyakan hubungan profil risiko (yang biasanya bersifat kualitatif) dengan hasil investasi (yang bersifat kuantitatif).

 

 

Biasanya Anda akan mendapat kuesioner terkait profil Anda. Masing-masing pertanyaan, terdapat pilihan jawaban A, B, C atau D.

Setelah selesai mengisi kuesioner, Anda akan mendapat kesimpulan profil risiko (konservatif, moderat atau agresif). Kemudian tenaga penjual (atau aplikasi) menyarankan produk investasinya.

Jika Anda berinvestasi sesuai profil risiko, apakah hasilnya sesuai dengan tujuan investasi?

Jawabannya tidak selalu, contoh:

3 tahun lagi anak Anda akan masuk kuliah dan membutuhkan biaya Rp 200 juta.

Saat ini Anda sudah memiliki uang Rp50 juta dan setiap bulan mampu berinvestasi sebesar Rp3,5 juta.

Ada 2 pilihan prouduk investasi:

  • Investasi A, keuntungan 3,4% per tahun (konservatif).
  • Investasi B, keuntungan 10% per tahun (moderat).

 

Apa yang terjadi jika Anda berinvestasi pada produk A dan B?

profil risiko (1)

Contoh Investasi di Produk A dan Produk B

 

Jika Anda berinvestasi pada produk A (keuntungan 3,4% per tahun), pada tahun ketiga akan terkumpul uang Rp188 juta (warna oranye). Artinya uang Anda tidak cukup untuk menyekolahkan anak.

Jika Anda berinvestasi pada produk B (keuntungan 10% per tahun), pada tahun ketiga akan terkumpul uang Rp214 juta (warna biru). Artinya uang Anda cukup untuk menyekolahkan anak.

Jika Anda ingin mendapatkan perhitungan dan strategi investasi dana pendidikan, dana pensiun atau tujuan keuangan lainnya, maka Anda dapat berkonsultasi dengan Perencana Keuangan HOOQ.ID.

konsul- INVESTASI Q3 23

 

Penulis menyarankan pilih produk investasi sesuai dengan tujuan investasinya, sesuaikan risiko (tidak hanya risk capacity tetapi juga ada risk required dan risk tolerance) dan target keuntungannya.

[Baca Juga: 5 Investasi Pendidikan Anak yang Bisa Selamatkan Masa Depan]

 

Apa itu Profil Risiko?

Profil risiko adalah kemampuan seseorang untuk menerima risiko investasi. Pada umumnya profil risiko dibagi menjadi 3 yaitu:

 

Profil Risiko #1 Conservative

Investor conservative berusaha meminimalisasi risiko dan bersedia untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah.

Tujuan utama dari seorang investor conservative adalah memproteksi modal, karena periode inevstasi pendek (maksimal 1 tahun). Investor conservative merasa tidak nyaman dengan risiko-risiko investasi (misal kerugian investasi).

 

Profil Risiko #2 Moderate

Investor moderate bersedia untuk menukarkan risiko sedang dengan keuntungan yang sedang (moderate).

Tujuan utama dari seorang investor moderate adalah mendapatkan pertumbuhan investasi atau pendapatan investasi yang sedikit di atas inflasi.

 

Profil Risiko #3 Aggressive

Investor aggresive bersedia untuk menukarkan risiko yang tinggi dengan hasil investasi yang tinggi pula.

Tujuan utama dari seorang investor aggressive pertumbuhan investasi.

Salah satu contoh produk investasi yang termasuk agresif adalah investasi saham. Jika Anda ingin mempelajari investasi saham, silakan download gratis ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula.

 

Mengenal Risiko Investasi

Risiko investasi terdiri dari risk required, risk capacity dan risk tolerance. Berikut penjelasannya!

 

#1 Risk Required

Risk required adalah risiko yang memang harus diambil, guna mencapai tujuan investasi. Seperti contoh di atas, Anda perlu berinvestasi lebih berisiko (investasi B) supaya Anda dapat menyekolahkan anak.

 

#2 Risk Capacity

Risk capacity adalah kemampuan seseorang menerima risiko. Kemampuan tersebut pasti berbeda-beda, karena berbagai hal berikut:

  • Orang yang lebih paham dengan investasi, biasanya lebih agresif.
  • Orang yang memiliki tabungan atau dana darurat sudah cukup, biasanya lebih agresif.
  • Orang yang punya tujuan investasi yang jelas, biasanya lebih agresif.
  • Orang yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, biasanya lebih agresif.
  • Orang yang punya perencana keuangan / penasihat investasi, biasanya lebih agresif.
  • Orang yang memiliki lebih banyak informasi, biasanya lebih agresif.

 

#3 Risk Tolerance

Risk tolerance adalah kemampuan seseorang menghadapi risiko secara psikologis. Misal:

  • Orang yang sudah tua cenderung lebih konservatif, meskipun ada juga investor-investor saham yang usianya di atas 50 tahun.
  • Orang-orang yang sudah menikah dan punya anak, biasanya lebih konservatif.
  • Orang-orang yang memiliki hobi yang menantang, biasanya lebih agresif.

 

Tugas perencana keuangan, bukan membuat Anda menjadi konservatif atau agresif.

Tugas perencana keuangan adalah memastikan investasi yang Anda lakukan obyektif dan terurus dengan baik supaya bisa mencapai tujuan investasi.

[Baca Juga: Rugi Investasi? Jangan Panik, Lakukan 3 Hal Ini]

 

Cara HOOQ.ID Memilih Produk Investasi

Kami memilih produk-produk investasi berdasarkan 7 variabel, antara lain:

  1. Berapa ekspektasi keuntungan (return)?
  1. Seberapa besar risikonya (risk required, risk capacity atau risk tolerance)?
  1. Berapa panjang periode investasi (time horizon)?
  1. Bagaimana dengan  kemudahan untuk dicairkan (liquidity)?
  1. Bagaimana dengan pajak (tax)?
  1. Bagaimana dengan legalitasnya (legal)?
  1. Terakhir apakah ada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan, seperti Investasi Syariah, ESG atau kemudahan waris dan lainnya.

 

Berdasarkan 7 pertimbangan tersebut, kami baru membuat strategi investasi yang cocok dengan tujuan Anda.

Jika Anda ingin konsultasi mengenai perencanaan keuangan dan investasi, maka Anda dapat menghubungi HOOQ.ID.

konsul - PERENCANAAN KEUANGAN Q3 23

 

Disclaimer: HOOQ.ID adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

HOOQ.ID bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Menurut Anda, apakah penting mengecek profil risiko sebelum berinvestasi? Silakan tulis tanggapan Anda di kolom komentar.

Jangan lupa share artikel ini kepada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Gambar:

Seberapa Penting Cek Profil Risiko Sebelum Berinvestasi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *